Sabtu, 10 Januari 2015

Budidaya padi organik dengan metode SRI

Budidaya padi organik dengan metode SRI
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas cara budidaya padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini merupakan suatu inovasi dalam teknik budidaya padi. Di beberapa tempat, SRI dilaporkan telah berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga dua kali lipat.
SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Dia mempublikasikan metode temuannya pada tahun 1983. Oleh penemunya, metodologi ini disebut Ie Systme de Riziculture Intensive (bahasa Perancis). Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Pada tahun 1994 sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Tefy Saina dan Cornel International Institute for Food and Agriculture Development (CIIFAD) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD, metode SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di Cina dan Agency for Agriculture Research and Development (AARD ) melakukan percobaan pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999.

Apa hubungan SRI dengan budidaya padi organik?

Beberapa praktek di berbagai negara menemukan bahwa metode SRI berhasil menekan serendah mungkin input produksi.  Hal ini sejalan dengan upaya para aktivis pertanian organik untuk mengolah tanah secara berkelanjutan. Hasilnya, ditemukan hubungan konservasi air pada sistem budidaya padi SRI dengan upaya konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi organik. Saat ini, banyak para petani organik yang menerapkan budidaya padi dengan metode SRI.
Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
  • Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
  • Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
  • Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
  • Kualitas yang tinggi, produk  yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.

Prinsip budidaya padi organik SRI

  • Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai
  • Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
  • Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
  • Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
  • Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)
  • Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
  • Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
  • Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik

Keunggulan budidaya padi organik SRI

  • Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
  • Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
  • Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
  • Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
  • Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Tabel 1. Perbanding metode SRI organik dengan sistem konvensional
No Komponen Sistem Konvensional Sistem SRI organik
1 Kebutuhan benih 30-40 Kg/Ha 5-7 Kg/Ha
2 Pengujian Benih Tidak dilakukan Dilakukan pengujian
3 Umur persemaian 20-30 HSS 7-10 HSS
4 Pengolaham tanah 2-3 kali (stuktur lumpur) 3 kali (struktur lumpur & rata)
5 Jumlah Tanaman/lubang Rata-rata 5 pohon 1 pohon/lubang
6 Posisi akar waktu tanam Tidak teratur Pasisi akar horizontal (L)
7 Pengairan Terus digenangi Tidak digenangi hanya lembab , Disesuaikan
8 Pemupukan Mengutamakan pupuk kimia kebutuhan hanya dengan pupuk organic
9 Penyiangan Diarahkan pada pemberantasan gulma Diarahkan pada pengelolaan perakaran
10 Rendemen 50-60% 60-70%

Langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI

Padi terdapat dua jenis, padi sawah dan padi gogo, bedanya terletak pada ada atau tidak adanya air. Pada saat ini kita akan membahas tentang budidaya padi sawah. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Sebelum memulai budidaya padi organik, langkah yang paling awal adalah menyiapkan benih yang baik. Seperti apa cara menyeleksi benih padi organik yang baik, silakah lihat di video berikut:

Tahap 1. Penyemaian

Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya padi organik adalah menyemai benih. Kegiatan pertama adalah melakukan seleksi benih. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang benar-benar baik. Benih padi yang digunakan untuk luasasn 200 meter persegi adalah sebanyak setengah kilogram.Untuk mengecek baik tidaknya benih bisa dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik adalah benih yang tenggelam, sementara itu benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, biasanya benih yang mengapung adalah benih yang kopong ataupun benih yang telah tumbuh.
Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Benih  yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang lembab hingga keluar calon tunas dan  kemudian disemaikan pada media tanah dan kemudian pupuk kompos sekitar sebanyak 10 kg.  Setelah umur semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam. Berikut video cara penyemaian benih padi dengan metode SRI:

Tahap 2. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 kali pembajakan yangkni pembajakan kasar dan pembajakan halus yang diikuti dengan pencangkulan: Total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari. Setelh selasai, aliri dan rendam dengan air lahan sawah  tersebut selama 1 hari. Pastikan keesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 harian, perlu diingat, usahakan bibit yang disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya sudah terlalu besar.  Silakan lihat video cara mengolah tanah dengan metode SRI:

Tahap 4. Penanaman

Sebelum ditanam, lakukan pencaplakan (pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Lakukan penanaman dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.

Tahap 5. Perawatan

Pada penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI yang paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap hari petani biasanya melakukan control dan menutup serta membuka pintu air secara teratur.  Berikut panduan pengairan SRI:
  • Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, sampai anakan sekitar 10-14 hari
  • Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi sampai tanah tidak tersinari matahari, stelah itu dilairi air saja.
  • Sekitar seminggu jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan dilakukan pemupukan, ketika pemupukan dikeringkan dan galengan ditutup
  • Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi, dan ketika akan panen dikeringkan
Pemupukan biasanya dilakukan pada 20 hari setelah tebar, pupuk yang digunakan adalah kompos sekitar 175-200 kg. Ketika dilakukan pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27 hari setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.
Cara penanganannya bisanya dengan cara manual, membuat orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida hayati seperti nanas, bawang putih dan kipait atau gadung, serta untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaamn yang sudah terkena penyakit daun menguning. Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.
Hama lain yang sering menyerang adalah  hama putih,  thrips, wereng, walang sangit, kepik hijau,  penggerek batang padi, tikus , dan burung. Sementara itu penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.

Tahap 6. Panen

Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan bulan dan bisa dipanen rata-rata pada umur sekitar 3,5 sampai 6 bulan bulan, tergantung jenis dan varietasnya. Pada luasan lahan 200 meter persegi, untuk padi yang berumur pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 kwintal gabah basah, setara dengan 1, 5 kuintal gabah kering atau 90 kg beras.  Setelah dipanen, padi bisa dijual langsung, atau juga dijemur dulu sekitar 1-2 hari baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual berupa beras ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya.


2. Bercocok tanam padi

 Bercocok tanam padi/budidaya padi adalah kegiatan yang betujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur


 Pengolahan Lahan
Lahan becocok tanam diolah untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai media tumbuh tanaman padi. Tahapan pengolahan lahan, pada lahan basah/sawah:
Bajak Pertama
Membalik tanah sedalam lapisan olah/topsoil menggunakan alat bajak, berguna;
    1. Lapisan tanah bagian bawah diangkat untuk membonkar endapan mineral/Hara yang sulit diraih akar.
    2. Memperlancar sirkulasi udara, oksigen dimasukkan dan gas-gas yang dapat meracuni tanaman melalui perakaran dikeluarkan.
    3. Rumput, benih-benih gulma dan Sisa tumbuhan lainnya dibenamkan memperkaya bahan organik tanah.
Bajak Kedua
Berselang 1 sampai 2 minggu dilakukan pembajakan kedua dengan memotong arah dari arah pembajakan pertama, berguna;
    1. Memperkecil bongkahan tanah menjadi remah.
    2. Meratakan/homogen campuran antara unsur liat, pasir, tanah dan bahan orgaik pada lapisan olah.
    3. Mematikan bibit-bibit gulma yang baru tumbuh.
Garu
Idialnya dilaksanakan 1-2 minggu berselang dari bajak kedua, berguna;
    1. Membentuk lapisan kedap air di permukaan tanah. Untuk lahan yang memiliki lapisan kedap air di bawah lapisan olah/top soil tujuan ini bisa diabaikan.
    2. Meratakan lahan agar tinggi permukaan air seragam di pertanaman.
    3. Membenamkan bagian-bagian tumbuhan yang masih tersisa.
Pengolahan lahan pada lahan tegal/ladang dengan becocok tanam sistim gogo, pengolahan lahan menggunakan kaidah-kaidah yang sama dengan di lahan sawah, yaitu untuk memperbaiki komposisi lapisan olah/ top soil, melancarkan sirkulasi udara dalam tanah, mengurangi gulma, dan meratakan permukaan.
Kelalaian dalam pegolahan lahan memungkinkan besar produksi yang ingin tidak tercapai. Bercocok tanam tanpa olah tanah dapat dilakukan pada lahan bukaan baru (Hutan) yang kesuburannya masih terjaga. Atau melalui pengolahan alamiah secara pertahap kesuburan di tingkatkan yaitu dengan mengembalikan sebagian besar sisa tanaman setiap panen pada permukan lahan di tambah pengaturan irigasi yang baik.

Seleksi Benih

Persiapkan air yang telah diisi sejumlah garam sampai telur mengapung kemudian dipakai untuk menseleksi benih. Caranya masukan benih padi ke dalam air bergaram tersebut, maka akan diperoleh kondisi benih tenggelam, melayang dan mengapung. Selain yang tenggelam jangan dipakai untuk benih, ambil benih yang tenggelam kemudian dibilas dengan air bersih sesegera mungkin sampai tidak ada rasa garam lagi bila dicicipi. Rendam selama 48 jam kemudian tiriskan dan peram selama 24 jam dan setelah itu siap sebar. Umumnya benih akan terseleksi pada kisaran 5 - 15%.

Persemaian

Umumnya petani membutuhkan benih sampai kisaran 35-40kg per hektaree tetapi dengan sistem baru (SRI-System of Rice Intensification) cukup dipersiapkan 10 kg per hektaree. Persemaian dilakukan dengan menyebar benih padi secara merata pada bedengan dengan kandungan air jenuh tetapi tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih telah berkecambah. Bibit siap tanam pada kisaran 10 - 14 hss (hari setelah sebar) jika memakai sistem SRI tetapi dengan sistem biasa tanaman muda (bibit) yang berumur tiga minggu baru dikatakan siap tanam. Menghindari stagnasi setelah bibit di tanam seyogyanya tidak dicabut dan cukup diambil secara menyeluruh perakaran termasuk tanahnya kemudian dipindah tanamkan ke lahan sawah. Budidaya padi pada lahan berawa atau keasaman tinggi serta di lahan kering tidak memerlukan persemaian, tanam benih langsung (Tabela).

Penanaman

Penanaman padi di sawah umumnya ditanam dengan jarak teratur. Yang paling popular di Pulau Jawa adalah berjarak 20 cm. Tanaman muda ditancapkan ke dalam tanah yang digenangi air sedalam 10 sampai 15 cm hingga akarnya terbenam di bawah permukaan tanah.
Padi lahan kering ditanam langsung di ladang. Setelah tanah basah, benih disebar dalam larikan-larikan. Padi lahan kering umumnya mengandalkan hujan dalam penyediaan air. Tidak ada penggenangan dalam budidaya lahan kering. Dalam budidaya gogo rancah, benih bahkan disebar pada tanah kering, sebelum hujan turun.

Perawatan

Padi adalah jenis tanaman yang memerlukan perawatan untuk pertumbuhannya. Perawatan dapat berupa pemupukan dan penanggulangan hama ; pemupukan pada tanaman padi dapat menggunakan pupuk urea, pupuk Kcl, dan poshpat. Adapun tata cara pemupukan yang ideal untuk tanaman padi adalah dengan memperhatikan kondisi tanah dan tanaman itu sendiri. Kondisi tanah yang harus diperhatikan adalah keasaman tanah, sementara dari tanaman adalah dengan melihat seberapa besar pertumbuhan tanaman; dengan kata lain pertumbuhan harus sesuai dengan kriteria yang ada. Sementara itu untuk penanggulangan hama penyakit dapat digunakan berbagai macam obat2 an misal akodan, dencis dll.

Pemupukan

Pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi Hasil uji Tanah pada lahan becocok tanam dan Hasil penelitian Varietas padi yang akan digunakan.
Tanaman tumbuh membutuhkan karbon dioksida, mineral-mineral, air dan cahaya matahari. Untuk pertumbuhan yang baik diperlukan tersedianya hara tanaman tersebut terus menerus dan mencukupi. Beberapa unsur hara diserap oleh tanaman dalam jumlah yang besar dan disebut sebagai unsur makro. Termasuk di dalam unsur makro merupakan unsur hara yang banyak dibutuhkan tanaman adalah nitrogen (N), phospor (P), kalium K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Suatu ciri dari unsur hara makro yaitu apabila tersedianya sangat kurang akan menunjukkan gejala kelapran dan menurunkan hasil, sedangkan dalam keadaan berlebihan tidak akan meracun tanaman atau mengurangi hasil.
Makanan atau unsur hara tanaman C, H dan O diperoleh dari udara, sedangkan N, P, K, Ca, Mg, dan S serta unsur hara mikro lainnya diperoleh dari tanah. Aktivitas produksi pertanian intensif pada suatu bidang tanah tertentu telah mengakibatkan penurunan kandungan hara pada tanah yang bersangkutan. Untuk mendukung produksi pertanian yang relatif tetap tinggi dibutuhkan penambahan hara tersebut melalui “pemupukan”. Pemupukan merupakan upaya penambahan kekurangan hara tanah dalam jumlah, waktu dan cara yang tepat



http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/415/file/pictureSaat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas gabah nasional. Sejauhamana tanaman padi hibrida itu dapat dikenal oleh petani berikut penjelasan singkat mengenai teknis budidaya tanaman padi hibrida.
 Keunggulan Tanaman Padi Hibrida
  1. Hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi unggul inbrida;
  2. Vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma; Keunggulan dari aspek fisiologi, seperti aktivitas perakaran yang lebih luas, area fotosintesis yang lebih luas, intensitas respirasi yang lebih rendah dan translokasi asimilat yang lebih tinggi;
  3. Keunggulan pada beberapa karakteristik morfologi seperti sistem perakaran lebih kuat, anakan lebih banyak, jumlah gabah per malai lebih banyak, dan bobot 1000 butir gabah isi yang lebih tingg
Kelemahan Tanaman Padi Hibrida
1.      Harga benih yang mahal;
2.      Petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya;
3.      Tidak setiap galur atau varietas dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang mempunyai gen Rf atau yang termasuk restorer saja;
4.      Produksi benih rumit;
5.      Memerlukan areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu.





Tahapan Budidaya Tanaman  Padi Hibrida
  1. Benih dan Persemaian
Benih padi hibrida hanya dapat digunakan untuk satu kali tanam saja. Artinya, setiap kali mau menanam, petani harus menggunakan benih yang baru dan bersertifikat. Penggunaan benihnya berkisar  antara 15 - 20 kg / ha.
Persemaian dilakukan dengan menggunakan sistem basah, dimana  lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan selebar 1 – 1,25 meter  dan ditinggikan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Untuk setiap 1 kg benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 20 m2 atau 300 - 400 m2 untuk penanaman seluas satu ha. Selanjutnya benih direndam selama 12 – 24 jam, kemudian ditiriskan di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm. Kemudian benih disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20 m2 lahan atau setara dengan kepadatan sebar 50 - 75 gr/m2. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m2 dan KCI 5 gr/m2. Setelah persemaian umur 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m2 luas persemaian.
Sehari setelah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. Kemudian pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air di jaga 2 - 5 cm. Setelah bibit umur 15-18 hari setelah sebar atau setelah berhelai daun 5 - 6 helai, bibit dipindah tanaman di lahan penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT).
2.      Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman,sehingga pengolahan tanah sangat menentukan keberlanjutan pertumbuhan tanaman padi hibrida. Lahan sawah disiapkan paling lambat 15 hari sebelum tanam. Pengolahan tanah dilakukan 2 - 3 kali.
    1. Pengolahan I, tanah diolah/dibajak dalam keadaan macak-macak. Pengolahan tanah dengan bajak singkal (kedalaman 10 cm-20 cm), sebelumnya tanah digenang air selama 1 minggu untuk melunakkan tanah. Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok dengan tanah agar air dan unsur hara pada petakan tidak hilang melalui rembesan Setelah tanah diolah, tanah dibiarkan selama 1 minggu dan digenangi air.
    2. Pengolahan II, tanah diolah/dibajak dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan lahan agar siap ditanami bibit padi.
    3. Pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang atau pupuk kompos jerami.
3.      Penanaman dan Penyulaman Penanaman
Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-18 hari setelah sebar, atau bibit telah berdaun 5-6 helai, dengan sistem tanam pindah (transplanting). Bila menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm ,untuk lahan kurang subur  atau 23 cm x 23 cm dan 25 cm x 25 cm ,untuk lahan subur. Dapat juga penanaman menggunakan sistem tanam jajar legowo (20 cm x 12,5 cm) x 40 cm (untuk lahan kurang subur) atau (20 cm x 15 cm) x 40 cm (untuk lahan subur).
Tanamlah bibit dengan menggunakan sistem tanam dangkal dengan pada kedalaman 1 – 2  cm, dengan jumlah bibit yang ditanam 1 - 2  batang per lubang atau paling banyak 2 bibit tanam per lubang tanam. Untuk mendapatkan populasi maksimal, setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu setelah tanam untuk mempertahankan populasi yang optimal.
Tabel. Populasi tanaman padi dalam tiap hektar pada
berbagai cara tanam

No
Cara Tanam
Populasi Tiap Ha
% Terhadap Populasi Cara Tanam Tegel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tegel 20 cm x 20 cm
Tegel 22 cm x 22 cm
Tegel 25 cm x 25 cm
Legowo 2:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo 3:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo 4:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo 2:1 (12,5 cm x 25 cm)
Legowo 3:1 (12,5 cm x 25 cm)
Legowo 4:1 (12,5 cm x 25 cm )
250 000
206 611
160 000
333 333
375 000
400 000
213 000
240 000
256 000
100
> 100
< 100
133
150
160
133
150
160

Sumber : Badan Litbang Pertanian 2007.
Berdasar Tabel di atas, tampak bahwa cara tanam legowo dengan jarak tanam yang sama mempunyai populasi tanaman lebih banyak 33% - 60% dibanding cara tanam tegel sehingga hasil gabah diperkirakan akan lebih banyak pula
   
   



 4.Pemeliharaan Tanaman
Anjuran pemupukan untuk tanaman padi hibrida  adalah sebagai berikut.
  • Pada pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang 2-3 ton/ha atau bila menggunakan pupuk kompos jerami diberikan sekitar 5 ton/ha.
  • Pemupukan diberikan paling sedikit selama 3 kali aplikasi yaitu ; pemupukan I, pemupukan II, dan pemupukan III. Pemupukan  IV diberikan jika keadaan memaksa untuk diaplikasikan.
  • Dosis anjuran pemupukan urea diperkirakan 250 - 350 kg/ha. Sp 36 100 kg/ ha dan KCL 100 kg / ha. Untuk mengetahui tambahan pupuk urea, sebaiknya menggunakan Bagan Warna Daun (BWD).
Waktu dan cara aplikasi pupuk adalah sebagai berikut :
  • Pemupukan I, umur 7 - 10 HST: 75 - 100 kg urea + 100 kg SP 36 + 75 kg KCI.
  • Pemupukan II, umur 21 – 28 HST: 100 kg urea.
  • Pemupukan III, umur 35 - 40 HST: 100 kg urea + 25 kg KCI. Pada saat tanaman menunjukkan keadaan primordia (pembentukan bkal bunga)
  • Jika diperlukan pemupukan IV dapat diaplikasikan dengan memberikan 50 kg urea. Apabila  warna daun menujukkan gejala kekurangan nitrogen (kurang urea).  Dan  10% dari populasi tanaman telah berbunga.
Pada daerah yang respon terhadap sulfur (S), pemupukan I urea diganti ZA 100 kg/ha. Jika daerah tersebut sering menunjukkan gejala kekurangan Zn, dilakukan dengan pengeringan air secara berkala dan dipupuk ZnS0410-20 kg/ha bersamaan dengan pemupukan I. Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk merata ke seluruh areal tanam. Pada saat pemupukan dan 3 hari setelah pemupukan saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup.
        5.Pengairan
Pengairan berselang (intermitten) difokuskan pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan hanya dilakukan di daerah yang pengairannya dapat diatur. Cara pengairan berselang adalah: sewaktu tanam bibit, lahan dalam kondisi macak-macak. Secara berangsur-angsur lahan diairi setinggi 2-5 cm hingga tanaman berumur 10 HST;  Lahan tidak diairi sampai 5-6 hari atau sampai permukaan tanah retak-retak selama 2 hari kemudian diairi kembali setinggi 5 – 10 cm; Mulai fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus digenangi air setinggi 5 cm, selanjutnya lahan dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen.
Pada dasarnya tanaman padi hibrida tidak banyak berbeda dengan padi inbrida dalam kebutuhan air untuk pertumbuhannya. Tanaman padi hibrida peka terhadap kekurangan air pada waktu fase bunting sampai pengisian gabah. Bila  terjadi kekurangan air pada fase tersebut dapat menimbulkan kehampaan gabah yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil. Sejak tanaman padi ditanam sampai fase primordia bunga (42 HST) tanaman perlu diberi air macak-macak. Hal ini ditujukan agar tanaman membentuk anakan dalam jumlah banyak. Namun konsekuensi bila diberi air macak-macak adalah pertumbuhan gulma yang cukup cepat.
6.      Pengendalian Gulma dan OPT
Pengendalian gulma: penyiangan dilakukan dengan alat landak atau osrok.
Penyiangan I, dilakukan sedini mungkin, maksimal pada umur 18 HST (sebelum pemupukan II).
Penyiangan II, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada umur 30 HST (sebelum pemupukan III).
Penyiangan III, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada umur 30 HST (sebelum pemupukan III). Rumput gulma yang dicabut dibenamkan ke dalam tanah (untuk menambah bahan organik).
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT). Pengendalian HPT dilakukan secara periodik, dengan cara melakukan pengamatan tiap minggu, mulai dari persemaian hingga tanaman menjelang panen. Pada 35 hari sebelum menabur benih, dilakukan pengendalian hama tikus secara serempak. Upaya pencegahan dan pengendalian HPT dengan menggunakan pestisida hendaknya mengacu pada konsep PHT. Hama yang perlu diwaspadai adalah: wereng coklat, penggerek batang, tikus dan walang sangit, sedangkan penyakit adalah tungro hawar daun bakteri blast. Menjelang panen perlu waspada terhadap serangan burung emprit,
dikendalikan secara manual dengan jaring.
Strategi pengelolaan hama dan penyakit terpadu diterapkan dengan mengintegrasikan komponen pengendalian yang kompatibel seperti :
  • menggunakan varietas tahan hama/penyakit,
  • menggunakan bibit sehat,
  • menerapkan pola tanam yang sesuai, (d) rotasi tanaman seperti padi padi- kedelai/kacang hijau,
  • waktu tanam yang sesuai,
  • melakukan pembersihan lapangan terhadap singgang yang biasanya dijadikan tempat vektor hama dan sumber inokulum penyakit,
  • pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman,
  • penerapan irigasi berselang,
  • gunakan sistem TBS (trap barrier system) untuk pengendalian tikus,
  • pengendalian kelompok telur, observasi hama dan penyakit secara terus menerus,
  • menggunakan lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak, dan penggerek batang,
  • meningkatkan peran musuh alami seperti labalaba
  • gunakan pestisida sebagai alternatif akhir untuk mengendalikan hama berdasarkan hasil pengamatan.
 Bila terjadi serangan penyakit kresek, maka sawah perlu didrainase agar tidak terjadi genangan air di petakan. Kelembaban tanah menjadi kurang, menyebabkan lingkungan mikro di dalam rumpun padi hibrida\ menjadi tidak lembab dan perkembangan jamur ataupun mikroorganisme penyebab penyakit tidak berkembang secara pesat.
7.      Penentuan waktu panen
Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting dalam kaitannya terhadap hasil gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen terlalu awal maka akan banyak terjadi butir hijau akibatnya kualitas gabah yang dihasilkan menjadi rendah, banyak butir mengapur dan beras kepala banyak yang patah.
Sebaliknya bila tanaman padi dipanen terlambat maka akan menurunkan hasil gabah karena banyak terjadi kerontokan gabah, timbangan gabah menjadi lebih ringan karena kadar air sudah menurun.
Pemanenan gabah yang ideal dilakukan bila :
  1. sudah 90% masak fisiologi, artinya 90% gabah telah berubah warna dari hijau menjadi kuning,
  2. bila dihitung dari masa berbunga, telah mencapai 30-35 hari, dan
  3. berdasar perhitungan dari sejak sebar sampai umur sesuai dengan deskripsi varietas.
Pada dasarnya untuk dapat memperoleh hasil gabah tinggi maka kita harus menyayangi padi. Cara yang paling mudah untuk menyayangi padi adalah sering-sering datang ke sawah dan langsung melakukan observasi. Dengan cara tersebut niscaya hasil gabah dapat meningkat















 

1.   Teknik Budidaya Padi Gogo

Teknik bubidaya padi jenis gogo tidak membutuhkan banyak perhatian dan perlakukan. Cukup anda bersihkan ladang dari rumput serta hama pengganggu lain seperti tikus dan burung maka hasil yang akan dicapai akan cukup memuaskan. Pengairan hanya diperlukan saat awal tanam dan saat padi mulai berbunga.  Karena padi gogo sangat tergantung air hujan maka biasanya padi gogo hanya bisa ditanam sekali dalam setahun dan diselingi dengantanaman kering seperti jagung dan kedelai. Setelah sekitar 3-4 bulan dan bulir padi sudah mulai menguning maka padi siap untuk dipanen. Gunakan arit yang tajam untuk mengurangi kerontokan padi saat memanen. Hasil padi gogo per hektar lumayan besar yaitu 3-4 ton gabah kering giling perhektar sehingga mampu menunjang kehidupan para petani.

Padi Gogo untuk Daerah Ladang dan Bukit

Beras adalah makanan pokok orang Indonesia dan berbagai negara di kawasan Asia dan Brasil. Beras dihasilkan dari tanaman padi yang termasuk rumput berumpun. Ada sekitar 25 jenis tanaman padi yang paling sering ditanam oleh petani dengan cara budidaya disawah atau diladang. Namun jenis padi yang ditanam disawah berbeda dengan jenis padi yang ditanam di ladang atau didaerah perbukitan. Cara tanam padi disawah membutuhkan banyak air untuk menggenangi sawah sementara di ladang atau didaerah perbukitan, sangat jarang terdapat sumber air yang melimpah.
Oleh sebab itu  untuk daerah ladang dan perbukitan, padi gogo adalah jenis padi yang paling cocok. Padi ini sangat berbeda dengan saudaranya padi yang ditanam di areal persawahan seperti padi Sri. Jenis gogo tidak banyak membutuhkan air dan juga pengolahanya cukup mudah. Untuk bercocok tanam padi jenis gogo maka ikuti teknik budidaya atau langkah dibawah ini.

Cara Menanam Padi Jenis Gogo

Tips pertama cara budidaya padi gogo tidak jauh berbeda dengan teknik menanam padi jenis lain semisal padi ciherang. Yang pertama harus dilakukan adalah mengolah tanah. Tanah sawah harus diolah dengan benar. Cara mengolah ladang untuk padi gogo harus disesuaikan dengan musim. Waktu yang tepat untuk mulai mengolah ladang adalah akhir musim kemarau sekitar bulan oktober dan november sehingga ladang diperkirakan akan mendapat pasokan air hujan pada saat tanaman membutuhkan air.

Pemeliharaan Ladang dan Persemaian

Ladang harus bersih dari rumput dan sampah plastik agar pertumbuhan padi menjadi maksimal. Tanah dibajak dan digaru seperti teknik menanam padi biasa. Setelah tanah selesai diolah maka yang perlu dilakukan adalahpembibitan. Langkah ini sangat penting karena jika pembibitan gagal maka pohon padi tidak akan tumbuh dengan sempurna dan bulir padi juga tidak akan terisi dengan sempurna dan hasil per hektar akan sedikit. Bertanam padi membutuhkan kesabaran serta teknik yang benar. Hanya petani yang sudah berpengalaman yang mampu menghasilkan padi dengan jumlah dan kualitas yang terbaik. Setelah bibit mulai disemai, maka pindahkah bibit tersebut ke areal ladang.

 

Penanaman Padi Gogo

Untuk cara menanam padi  jenis gogo maka teknik yang bisanya anda pergunakan saat menanam padi hibrida juga bisa digunakan. Padi gogo ditanam diareal ladang yang sudah tergenang air 1-2cm dan padi ditanam dengan kedalaman sedang agar akar bisa berkembang maksimal dan tidak patah. Seperti layaknya bercocok tanam jenis padi lainnya, maka pemupukan harus diperhatikan. Paling baik memupuk sawah dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau daun-daunan daripada dengan pupuk kimia namun penggunaan pupuk kimia juga tidak dilarang asal masih dalam batas kewajaran.

 

 





































2.   TEHNIK BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
Selama ini sektor agro di Indonesia, mengenal dua macam jenis padi. Yakni padi sawah yang ditanam di lahan sawah dan digenangi air, serta padi ladang atau padi gogo yang ditanam di lahan kering. Padi sawah ditanam dengan cara menyemai biji padi (gabah) di petak persemaian. Lahan persemaian diolah seperti biasa, kemudian benih padi yang sudah direndam air dan dikecambahkan ditebar di lahan yang telah disiapkan. Umur 2 minggu sd. 20 hari, semai dicabut untuk ditanam di petak penanaman yang juga sudah disiapkan. Lahan untuk menanam padi sawah, diolah dengan cara dibajak atau dicangkul dalam keadaan basah, kemudian digaru hingga menjadi hamparan lumpur yang rata dan siap untuk ditanami benih yang telah dicabut dari persemaian. Hingga apabila hujan mulai jatuh pada pertengahan Oktober, maka penanaman padi sawah paling cepat baru bisa dilaksanakan pada awal November. Sebab diperlukan penyiapan lahan persemaian, dan pengolahan lahan penanaman. Biasanya sambil menunggu benih semai cukup umur untuk dicabut, petani akan mengolah lahan penanaman.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixepn6DNP5lAzG3VdnhhkvCETRjfccDKl10ONsdylf2ClWDmA7TX3dGnA-1HFRKk4yb44A1FyQos6Xzg_PV5YlJub7gt7yPIuTnPHFWy319BtVzgsSHKKhJFjctrADhBK0ecXOUqSsWKQ/s400/padi+gogo+rancah.png

Padi gogo atau padi ladang ditanam secara langsung di lahan kering. Para petani di Kalimantan biasanya memiliki lahan paling sedikit 20 hektar tiap KK. Dalam satu tahun mereka akan mengolah 1 hektar lahan. Demikian seterusnya hingga 20 tahun kemudian, kalau mereka kembali ke petak pertama, lahan sudah kembali menjadi hutan untuk ditebas, dibakar dan ditanami padi. Pola demikianlah yang sering disebut sebagai perladangan berpindah.  Penebasan hutan dilakukan dengan parang dan kapak. Kayu-kayu yang bagus akan mereka ambil untuk bahan bangunan, lainnya dibakar bersama dengan belukar dan rumput liar. Biasanya mereka menebas hutan pada bulan-bulan Juli dan Agustus, membakarnya pada bulan September dan bulan Oktober/November melakukan penanaman. 
Penanaman padi ladang dilakukan tanpa mengolah lahan (tanpa dibajak atau dicangkul), melainkan cukup dengan ditugal. Tugal adalah batang kayu berdiameter 5 sd. 10 cm. yang diruncingkan bagian ujungnya. Tugal ini digunakan untuk membuat lubang tanam. Ke dalam lubang tanam inilah dimasukkan antara 3 sd. 4 butir benih padi. Selanjutnya tanaman dibiarkan tumbuh secara alami. Padi ladang biasnya berumur panjang (padi dalam) yakni antara 5 sd. 6 bulan, dengan produksi rata-rata hanya sekitar 3 sd. 4 ton per hektar.
Sejak beberapa dasawarsa belakangan ini, Balai Penelitian Padi (Balitpa) di Sukamandi, Jawa Barat, sudah berhasil menciptakan padi-padi ladang yang berumur 4 bulan dengan tingkat produksi mencapai 5 ton per hektar. Selain itu, Balitpa juga menciptakan jenis padi gogo rancah. Misalnya verietas Fatmawati, Ciherang, Situbagendit, Singkil, Widas dan beberapa varietas lain. Padi gogo rancah adalah padi yang ditanam dengan cara ditugal seperti halnya padi ladang, namun kemudian diairi seperti halnya padi sawah pada umur-umur sekitar 1 bulan sampai saat menjelang panen. Padi gogo rancah, banyak ditanam oleh para petani di NTT dan NTB yang musim penghujannya sangat pendek. Untuk itu, para petani mengolah lahan dengan cara dicongkel dengan linggis atau garpu pada musim kemarau. Bongkahan tanah yang tercongkel dihancurkan dengan palu besar dari kayu. Selanjutnya, lahan diratakan menggunakan garu (garpu). Pada saat hujan turun pertama, petani langsung menugal dan menanam benih, seperti halnya pada penanaman padi ladang. Setelah hujan turun beberapa kali dan tanah menjadi lunak, petani akan membuat pematang dan saluran air. Sekitar 1 bulan kemudian, hujan akan turun dengan optimal. Pada saat itulah tanaman padi sangat membutuhkan air. Karena pematang dan saluran air sudah siap, maka sawah pun tergenangi dengan sempurna. Sejak itu, padi dipelihara seperti halnya padi sawah biasa. Dua bulan kemudian, hujan sudah akan berhenti. Pada saat itu, lahan sawah memang memerlukan pengeringan untuk mempercepat pemasakan bulir padi dan mengurangi kadar air pada gabah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjNzMYHiZpRFsO2qXrr4Z7sCd-tcHaB5-iq1V4tJr0Kz8a8GmJ4uOPC32iqB14u97MLuAueKA8wEY9phUqKm63luIhAmWhdsRMLzSTL1B_qQyCBWghVtRguJDE5Z_jgQkuYoowHvkWs5I/s400/padi+gogo+rancah+1.jpg

Hasil padi gogo rancah per hektar, bisa sama dengan padi sawah, yakni sekitar 5 sampai dengan 6 ton per hektar per musim tanam. Pola penanaman gogo rancah, bisa sangat menolong para petani di NTT dan NTB. Kadangkala, panen bisa berlangsung pada saat hujan masih turun sedikit-sedikit. Pada saat itulah para petani di NTT dan NTB memanfaatkan lahan bekas padi ini untuk menanam kedelai. Dulu para petani cukup menebar benih kedelai sehari sebelum panen. Pada saat panen, biji kedelai akan terinjak-injak kaki di tanah yang masih basah. Selanjutnya kedelai akan tumbuh dengan memanfaatkan sisa-sisa hujan dan pupuk tanaman padi. Saat ini penanaman kedelai sudah dilakukan dengan cara ditugal pada bekas areal padi. Tonggak-tonggak jerami tetap dibiarkan pada saat penanaman kedelai. Dengan cara ini, para petani di kawasan yang ekstrim kering pun dapat mengoptimalkan lahan sawah mereka. Pengolahan lahan pada musim kemarau memang sangat berat. Namun dengan pemanfaatan traktor, minimal traktor  tangan, petani bisa cukup banyak diringankan. Kendala lain dari budidaya gogo rancah adalah faktor gulma. Hingga pemanfaatan herbisida selektif menjadi mutlak diperlukan.
Tahun 2003 yang silam, para petani di Jawa banyak yang mengalami kegagalan panen pada padi gadu (padi musim tanam kedua) mereka. Sebab ketika itu musim tanam padi rendengan berjalan normal hingga bulan-bulan Januari/Februari sudan panen. Bulan Januari 2003 hujan sama sekali tidak turun selama 1 bulan. Beda dengan Januari 2002 yang bercurah hujan tinggi hingga Jakarta mengalami banjir besar. Karena bulan Februari dan Maret hujan kembali turun cukup lebat, petani pun menyemai benih dan sebulan kemudian, Maret/April, mereka menanam padi gadu. Namun bulan Mei hujan langsung berhenti. Hingga banyak petani yang mengalami puso (gagal panen). Keterlambatan tanam pada tahun 2003/2004, disebabkan oleh hujan yang baru turun lebat pada bulan November 2003, hingga aliran irigasi baru normal pada bulan Desember 2003. Sebab waduk-waduk di Jawa, selama kemarau 2003 mengalami krisis air cukup berat, bahkan lebih berat dibanding dengan kemarau panjang pada tahun 1997. Akibatnya petani baru mulai bisa menyemai benih pada bulan-bulan Desember 2003 dan Januari 2004. Kalau tahun 2004 ini musim hujan berjalan normal, maka sulit bagi para petani untuk bisa menanam padi gadu.
Kondisi iklim di Jawa, kecenderungannya akan semakin ekstrim pada tahun-tahun mendatang. Kalau petani di Jawa, terutama di lahan sawah tadah hujan, mulai memanfaatkan padi gogo rancah, maka kemungkinan resiko puso akibat kekeringan bisa dihindari. Demikian pula keterlambatan tanam seperti tahun ini juga bisa dihindari. Sebab petani sudah bisa mengolah lahan pada bulan Agustus 2003. Bulan Oktober sebenarnya sudah mulai turun hujan hingga petani bisa menanam benih dengan cara ditugal. Bulan November hujan sudah cukup lebat, hingga dengan pematang dan saluran air yang baik, air hujan sudah bisa menggenangi sawah. Dengan pola ini, bulan Januari 2004, petani di Jawa sudah bisa panen padi rendengan. Hingga penanaman padi gadu pun bisa segera dilangsungkan untuk dipanen pada bulan-bulan April dan Mei 2004. 
Di Daerah Jawa, Khususnya Ngambarsari, dan daerah luar Jawa seperti Sulawesi Selatan tercatat sebagian lahannya sawah tadah hujan yang hanya dapat ditanami sekali setahun. Pertanaman padi di areal tersebut sering kali gagal panen karena mengalami kekurangan air, baik untuk pengolahan tanah maupun untuk pertumbuhan tanaman. Petani pada umumnya menunggu sekitar dua bulan sejak turunnya hujan untuk melakukan pengolahan tanah karena pada waktu tersebut air sudah menggenangi sawah. Akibatnya waktu tanam tertunda, sehingga pada fase pertumbuhan generatif, tanaman sering mengalami kekeringan dan gagal panen.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman kekeringan pada lahan sawah tadah hujan adalah dengan sistem bertanam padi gogorancah. Sistem ini berarti bercocok tanam padi di sawah pada musim hujan, dengan menerapkan gabungan antara sistem gogo dan padi sawah. Sistem ini juga cocok untuk lahan beririgasi yang mendapat pengairan terlambat.
Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem budidaya padi gogo rancah seolah-olah kita anggap tanaman padi seperti tanaman palawija. Sehingga kebutuhan air dalam sistem ini sangatlah minim. Sistem budidaya padi gogo biasanya dilakukan pada tanah-tanah yang kering atau tanah tadah hujan. Kelebihan sistem tanam gogo rancah dibanding sistem sawah diantaranya adalah penghematan tenaga kerja tanam, penghematan tenaga kerja pemeliharaan dan tentunya lebih menghemat waktu. Adapun kekurangan cara tanam gogo rancah adalah produksi yang dihasilkan tidak sebesar dengan sistem tanah sawah.



Tahab – Tahab Budidaya
A. Penyiapan lahan
  1. Tanah diolah pada kondisi kering sebelum musim hujan.
  2. Peningkatan produktivitas, tanah perlu diberi bahan organik (pupuk hijau, pupuk kandang, kompos) sebanyak 5-10 t/ha.
  3. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara olah tanah sempurna (OTS), olah tanah minimum (OTM), dan atau tanpa olah tanah (TOT).
B. Penanaman
  1. Waktu tanam secara tepat dengan memperhitungkan hujan karena akan menentukan keberhasilan padi gogo. • Penanaman dilakukan dengan cara tugal (4-5 biji/lubang).
  2. Benih yang dibutuhkan adalah 40 kg/ha untuk monokultur.
  3. Jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 30 cm.
  4. Lokasi baru yang banyak terdapat ulat grayak, uret, dan lalat bibit, benih perlu dicampur dengan insektisida butiran Furadan atau Dharmafur dengan takaran 2 kg/20 kg benih.
  5. Penanaman padi gogo dapat dilakukan bersama tanaman lain.
C. Pemupukan
  1. Urea, SP36, dan KCl sesuai kesuburan tanah setempat.
  2. Urea diberikan ½ bagian pada saat tanaman berumur 14 hari setelah tugal bersama dengan keseluruhan takaran SP36 dan KCl.
  3. Sisa urea diberikan saat tanaman berumur + 40 hari setelah tugal.
  4. Pemberian pupuk disertai dengan penyiangan.
  5. Seluruh pupuk diisikan dalam larikan yang dibuat sepanjang baris tanaman pada saat tanah dalam kondisi lembab, kemudian tutupkembali dengan tanah atau dengan cara tugal pada jarak + 5 cm dari lubang tanam sedalam 7 cm.
D. Pengendalian gulma
  1. Pada saat pengolahan tanah.
  2. Penyiangan manual secara rutin menggunakan sabit, parak.
  3. Penggunaan herbisida.
E. Pengendalian hama dan penyakit
  1. Hama: Lundi/uret, lalat bibit, penggerek batang, wereng coklat, walang sangit, dan tikus.
  2. Penyakit: Blast dan bercak coklat.
  3. Tanda- tanda serangan organisme pengganggu sama dengan tanda- tanda serangan pada padi sawah. Demikian pula cara- cara pengendaliannya mengikuti anjuran setempat.




F. Panen
  1. Dilakukan sebaiknya pada fase masak panen dengan ciri kenampakan 90% gabah sudah menguning.
  2. Panen pada fase masak lewat panen, yaitu saat jerami mulai mengering, pangkal malai mulai patah, dapat mengakibatkan banyak gabah rontok saat panen.
  3. Sebaiknya panen dilakukan dengan sabit bergerigi dan perontokan dengan pedal tresher.
  4. Perontokan dengan memukul-mukul batang padi pada papan sebaiknya dihindari, karena menyebabkan kehilangan hasil yang cukup besar sampai 3,4%.











































4.   Teknik Tanam Padi jajar legowo di lahan sawah







Cara Tanam Jajar Legowo 2:1
Cara Tanam Jajar Legowo 2:1Tanam jajar legowo merupakan salah satu komponen PTT padi yang  dapat meningkatkan produksi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme penggangu tanaman. Jajar legowo merupakan cara tanam dengan beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah.
Ada beberapa tipe cara tanam jajar legowo yang umum dilakukan yaitu ; tipe legowo 2:1;  3:1;  4:1;  5:1;  6:1 dan tipe lainnya. Berdasarkan hasil  jajar legowo terbaik dalam memberikan hasil gabah tinggi adalah tipe 2:1, dapat meningkatkan produksi padi sebesar 12-22%.  Disamping itu sistem Legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (mina padi Legowo).
Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman barisan pinggir. Umumnya tanaman pinggir menunjukkan hasil lebih tinggi daripada tanaman di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik karena kurangnya persaingan tanaman antar barisan.
Manfaat  tanam jajar legowo :
  1. Populasi tanaman padi meningkat sekitar 24% daripada tanaman tegel.
  2. Meningkatkan produksi 12 – 22 %.
  3. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir.
  4. Mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit.
  5. Memudahkan perawatan; penyiangan, pemupukan dan penyemprotan pestisida/fungisida.


Teknik Penerapan
a. Pembuatan baris tanam
Lahan sawah dalam keadaan macak-macak, melumpur dan rata. Lakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara menarik caplak (alat garis tanam), dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan. Arah baris tanam sebaiknya sesuai dengan arah aliran air  dan  matahari terbit. Jika tanam tegel (20 x 20 cm) populasinya 250.000 rumpun per ha maka dengan  jajar Legowo 2:1 (40 x 20 x 10 cm)  populasi tanam meningkat jadi 333.000 rumpun.
b. TanamCara Tanam Jajar Legowo 4:1
Cara Tanam Jajar Legowo 4:1
Bibit padi umur kurang dari 21 hari sebanyak 1-2 bibit ditanam pada pola yang terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu tanam.
  1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
  2. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.  Pada daerah yang serangan penyakit (blas/ hawar daun) cukup tinggi, tidak disarankan jajar legowo 4:1.
Teknik Pemeliharaan Tanaman
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada alur yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada tempat yang berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40 % dari lahan yang diberi pupuk dan pupuk terkosentrasi pada alur  20 cm. jarak  pupuk lebih dekat dengan perakaran sehingga hara yang diberikan dapat dimanfaatkan tanaman secara maksimal.
Keragaan Tanaman Padi Sistem Jajar Legowo
Keragaan Tanaman Padi Sistem Jajar Legowo
b. Penyiangan
Penyiangan sebaiknya dilakukan dengan landak/ gasrok cukup satu arah yaitu searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong seperti pada cara tanam bujur sangkar (2 arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan penyiangan karena gulma akan kalah berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat di tekan sampai 50 %.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Adanya lorong-lorong yang berjarak 40 cm sinar matahari dan sirkulasi udara dapat berjalan optimal dan kelembaban dapat ditekan sehingga perkembangan hama/penyakit dapat diminimalisir. Disamping itu, kegiatan pemamtauan dan pelaksanaan pengendalian penyakit dapat lebih mudah dilaksanakan.
d. Panen
Panen dilakukan apabila padi telah masak  sempurna/kuning tua dan merata.  Panen dapat menggunakan sabit, mower atau alat panen lainnya. 







5.   Budidaya padi organik dengan metode SRI

Budidaya padi organik dengan metode SRI
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas cara budidaya padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini merupakan suatu inovasi dalam teknik budidaya padi. Di beberapa tempat, SRI dilaporkan telah berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga dua kali lipat.
SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Dia mempublikasikan metode temuannya pada tahun 1983. Oleh penemunya, metodologi ini disebut Ie Systme de Riziculture Intensive (bahasa Perancis). Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Pada tahun 1994 sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Tefy Saina dan Cornel International Institute for Food and Agriculture Development (CIIFAD) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD, metode SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di Cina dan Agency for Agriculture Research and Development (AARD ) melakukan percobaan pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999.

Apa hubungan SRI dengan budidaya padi organik?

Beberapa praktek di berbagai negara menemukan bahwa metode SRI berhasil menekan serendah mungkin input produksi.  Hal ini sejalan dengan upaya para aktivis pertanian organik untuk mengolah tanah secara berkelanjutan. Hasilnya, ditemukan hubungan konservasi air pada sistem budidaya padi SRI dengan upaya konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi organik. Saat ini, banyak para petani organik yang menerapkan budidaya padi dengan metode SRI.
Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
  • Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
  • Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
  • Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
  • Kualitas yang tinggi, produk  yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.

Prinsip budidaya padi organik SRI

  • Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai
  • Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
  • Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
  • Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
  • Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)
  • Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
  • Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
  • Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik

Keunggulan budidaya padi organik SRI

  • Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
  • Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
  • Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
  • Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
  • Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Tabel 1. Perbanding metode SRI organik dengan sistem konvensional
No
Komponen
Sistem Konvensional
Sistem SRI organik
1
Kebutuhan benih
30-40 Kg/Ha
5-7 Kg/Ha
2
Pengujian Benih
Tidak dilakukan
Dilakukan pengujian
3
Umur persemaian
20-30 HSS
7-10 HSS
4
Pengolaham tanah
2-3 kali (stuktur lumpur)
3 kali (struktur lumpur & rata)
5
Jumlah Tanaman/lubang
Rata-rata 5 pohon
1 pohon/lubang
6
Posisi akar waktu tanam
Tidak teratur
Pasisi akar horizontal (L)
7
Pengairan
Terus digenangi
Tidak digenangi hanya lembab , Disesuaikan
8
Pemupukan
Mengutamakan pupuk kimia
kebutuhan hanya dengan pupuk organic
9
Penyiangan
Diarahkan pada pemberantasan gulma
Diarahkan pada pengelolaan perakaran
10
Rendemen
50-60%
60-70%

 

 

Langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI

Padi terdapat dua jenis, padi sawah dan padi gogo, bedanya terletak pada ada atau tidak adanya air. Pada saat ini kita akan membahas tentang budidaya padi sawah. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Sebelum memulai budidaya padi organik, langkah yang paling awal adalah menyiapkan benih yang baik. Seperti apa cara menyeleksi benih padi organik yang baik, silakah lihat di video berikut:

Tahap 1. Penyemaian

Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya padi organik adalah menyemai benih. Kegiatan pertama adalah melakukan seleksi benih. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang benar-benar baik. Benih padi yang digunakan untuk luasasn 200 meter persegi adalah sebanyak setengah kilogram.Untuk mengecek baik tidaknya benih bisa dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik adalah benih yang tenggelam, sementara itu benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, biasanya benih yang mengapung adalah benih yang kopong ataupun benih yang telah tumbuh.
Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Benih  yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang lembab hingga keluar calon tunas dan  kemudian disemaikan pada media tanah dan kemudian pupuk kompos sekitar sebanyak 10 kg.  Setelah umur semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam. Berikut video cara penyemaian benih padi dengan metode SRI:

Tahap 2. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 kali pembajakan yangkni pembajakan kasar dan pembajakan halus yang diikuti dengan pencangkulan: Total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari. Setelh selasai, aliri dan rendam dengan air lahan sawah  tersebut selama 1 hari. Pastikan keesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 harian, perlu diingat, usahakan bibit yang disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya sudah terlalu besar.  Silakan lihat video cara mengolah tanah dengan metode SRI:

Tahap 3. Penanaman

Sebelum ditanam, lakukan pencaplakan (pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Lakukan penanaman dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.

Tahap 4. Perawatan

Pada penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI yang paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap hari petani biasanya melakukan control dan menutup serta membuka pintu air secara teratur.  Berikut panduan pengairan SRI:
  • Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, sampai anakan sekitar 10-14 hari
  • Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi sampai tanah tidak tersinari matahari, stelah itu dilairi air saja.
  • Sekitar seminggu jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan dilakukan pemupukan, ketika pemupukan dikeringkan dan galengan ditutup
  • Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi, dan ketika akan panen dikeringkan
Pemupukan biasanya dilakukan pada 20 hari setelah tebar, pupuk yang digunakan adalah kompos sekitar 175-200 kg. Ketika dilakukan pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27 hari setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.

Cara penanganannya bisanya dengan cara manual, membuat orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida hayati seperti nanas, bawang putih dan kipait atau gadung, serta untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaamn yang sudah terkena penyakit daun menguning. Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.
Hama lain yang sering menyerang adalah  hama putih,  thrips, wereng, walang sangit, kepik hijau,  penggerek batang padi, tikus , dan burung. Sementara itu penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.

Tahap 5. Panen

Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan bulan dan bisa dipanen rata-rata pada umur sekitar 3,5 sampai 6 bulan bulan, tergantung jenis dan varietasnya. Pada luasan lahan 200 meter persegi, untuk padi yang berumur pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 kwintal gabah basah, setara dengan 1, 5 kuintal gabah kering atau 90 kg beras.  Setelah dipanen, padi bisa dijual langsung, atau juga dijemur dulu sekitar 1-2 hari baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual berupa beras ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya.


 

1 komentar:

  1. http://obatvimaxjakarta.com
    http://hargavimaxasli.com
    http://arul-shop.com

    BalasHapus